Selamat Hari Ayah, Bapak.

Baru kemarin dari sekian banyak hari diantara 365 hari dalam setahun aku bisa menatap Bapak. 

Sosok lelaki hebat. 

Laki-laki terhebatku. 


Dan yang terpilu dalam hidup adalah sadar. 

Sadar akan sebuah ketiadaan yang pasti. 

Waktu berlalu ya, Pak. 

Dan aku, putri kecil yang masih ingin ini itu. 

Yang masih membebani ini itu. 


Tak pernah menyangkal. 

Bahwa tak ada ayah yang tak hebat. 

Juga Bapak. 

Ayah terhebat. 


Kehabisan kata. 

Tak ada rangkaian kata yang bisa membentuk majas ataupun irama kalimat dengan sajak yang teratur. 

Bukan karena tak begitu indah. 

Justru karena Bapak terlalu indah untuk digambarkan. 


Hanya "Terima kasih".

Juga berbagai kata yang masih menjadi keluhan dan ocehan dariku. 

Tidak ada hal yang tak harus aku syukuri atas hadirmu, Bapak. 


Sosok terkuatku. 

Sosok terhebatku. 

Hingga di masa depan. 

Hingga sampai kapanpun. 

Bahkan sejak dulu. 


Sosok lelaki yang begitulah. 

Raga merapuh, ingatan meluluh. 

Tapi rasa selalu utuh. 


Tak akan habis cerita tentang Bapak. 

Perjuangan Bapak. 

Juga kehidupan yang Bapak tegakkan. 


Semoga juga semoga. 


Bapak telah menjalankan amanah-Mu dengan utuh, Ya Allah. 

Komentar

Postingan Populer